Warning: Trying to access array offset on value of type null in /home/jurnalfkipxyz/public_html/plugins/themes/default/DefaultThemePlugin.inc.php on line 163
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/jurnalfkipxyz/public_html/plugins/themes/default/DefaultThemePlugin.inc.php:163) in /home/jurnalfkipxyz/public_html/plugins/generic/citationStyleLanguage/CitationStyleLanguagePlugin.inc.php on line 478
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/jurnalfkipxyz/public_html/plugins/themes/default/DefaultThemePlugin.inc.php:163) in /home/jurnalfkipxyz/public_html/plugins/generic/citationStyleLanguage/CitationStyleLanguagePlugin.inc.php on line 479
@article{khaeri_Nazar_Paida_Zainudin_2024, title={Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Pangkep }, volume={2}, url={https://jurnal.fkip.unismuh.ac.id/index.php/gurupencerahsemesta/article/view/760}, DOI={10.56983/jgps.v2i3.760}, abstractNote={<p>Pendidikan dapat dilakukan dalam dua proses: belajar dari orang lain dan belajar sendiri. Atau, itu bisa disebut belajar mandiri. Ada tiga. sistem pendidikan di Indonesia, satu sistem pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diterima dari meja, dan yang kedua adalah sistem pendidikan informal, yaitu pendidikan untuk linkungan. Dan terakhir, sistem pendidikan nonformal dengan pendidikan dari masyarakat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Dari hasil observasi yang dilakukan selama dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan banyak perubahan pada peserta didik antara lain: 1. Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar 2. Peserta didik merasa senang dengan model yang diterapkan 3. Peserta didik merasa lebih akrab dengan teman-temannya 4. Peserta didik mempunyai kepercayaan dalam menyampaikan argumen saat proses pemecahan masalah Di awal pertemuan terdapat kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu masih adanya peserta didik yang tidak mempunyai keberanian dalam menjawab pertanyaan, kurang percaya diri dalam menyampaikan argumen masing-masing, dan masih sulit untuk mengerjakan soal-soal yang sifatnya soal aplikasi. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena d akhir siklus I sudah terjadi perubahan pada peserta didik tersebut. Pada siklus II kendala yang ditemukan di siklus I sudah terkendali terlihat dari semakin meningkatnya minat belajar peserta didik dan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh peneliti, pada siklus I skor rata-rata yang dicapai peserta didik pada siklus I 64,65 meningkat menjadi 76,75 pada siklus II. Berdasarkan pada indikator keberhasilan, peserta didik dikatakan tuntas apabila memperoleh skor minimal 75% dari skor ideal dan tuntas belajar secara klasikal apabila 80 % dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Dari data yang diperoleh setelah perlakuan dapat ditunjukkan bahwa pada siklus I ada beberapa peserta didik yang belum tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sehingga peserta didik yang belum tuntas hanya ada 8 orang. Dengan melihat dari persentase ketuntasan belajar tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan aktivitas proses belajaran mengajar Biologi SMA Negeri 2 Pangkep 2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dibuktikan pada analisis Ulangan Harian peserta didik yakni pada siklus I persentase ketuntasan peserta didik hanya 20,00% dengan skor rata-rata 64,65. Sementara pada siklus II meningkat dengan presentasi ketuntasan peserta didik mencapai 60,00% dengan skor rata-rata 76,75. 3. Dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pelajaran Biologi yang biasanya dianggap sulit dan membosankan bagi sebagian peserta didik menjadi lebih menyenangkan.</p> <p>Pendidikan dapat dilakukan dalam dua proses: belajar dari orang lain dan belajar sendiri. Atau, itu bisa disebut belajar mandiri. Ada tiga. sistem pendidikan di Indonesia, satu sistem pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diterima dari meja, dan yang kedua adalah sistem pendidikan informal, yaitu pendidikan untuk linkungan. Dan terakhir, sistem pendidikan nonformal dengan pendidikan dari masyarakat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Dari hasil observasi yang dilakukan selama dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan banyak perubahan pada peserta didik antara lain: 1. Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar 2. Peserta didik merasa senang dengan model yang diterapkan 3. Peserta didik merasa lebih akrab dengan teman-temannya 4. Peserta didik mempunyai kepercayaan dalam menyampaikan argumen saat proses pemecahan masalah Di awal pertemuan terdapat kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu masih adanya peserta didik yang tidak mempunyai keberanian dalam menjawab pertanyaan, kurang percaya diri dalam menyampaikan argumen masing-masing, dan masih sulit untuk mengerjakan soal-soal yang sifatnya soal aplikasi. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena d akhir siklus I sudah terjadi perubahan pada peserta didik tersebut. Pada siklus II kendala yang ditemukan di siklus I sudah terkendali terlihat dari semakin meningkatnya minat belajar peserta didik dan mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh peneliti, pada siklus I skor rata-rata yang dicapai peserta didik pada siklus I 64,65 meningkat menjadi 76,75 pada siklus II. Berdasarkan pada indikator keberhasilan, peserta didik dikatakan tuntas apabila memperoleh skor minimal 75% dari skor ideal dan tuntas belajar secara klasikal apabila 80 % dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Dari data yang diperoleh setelah perlakuan dapat ditunjukkan bahwa pada siklus I ada beberapa peserta didik yang belum tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sehingga peserta didik yang belum tuntas hanya ada 8 orang. Dengan melihat dari persentase ketuntasan belajar tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan aktivitas proses belajaran mengajar Biologi SMA Negeri 2 Pangkep 2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dibuktikan pada analisis Ulangan Harian peserta didik yakni pada siklus I persentase ketuntasan peserta didik hanya 20,00% dengan skor rata-rata 64,65. Sementara pada siklus II meningkat dengan presentasi ketuntasan peserta didik mencapai 60,00% dengan skor rata-rata 76,75. 3. Dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pelajaran Biologi yang biasanya dianggap sulit dan membosankan bagi sebagian peserta didik menjadi lebih menyenangkan.</p> <p>&nbsp;</p>}, number={3}, journal={Jurnal Guru Pencerah Semesta}, author={khaeri , Ummul and Nazar, Ikhtiar and Paida, Andi and Zainudin}, year={2024}, month={Mei}, pages={460–470} }