KAJIAN ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT MALIGE KOTA BAU-BAU, BUTON SULAWESI TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN TEORI A. A. M. Djelantik

Authors

  • Ulhak Marsah M Universitas Muhammdiyah makassar,Indonesia
  • Muh Faisal Universitas Muhammdiyah makassar,Indonesia
  • Roslyn Universitas Muhammdiyah makassar,Indonesia

Keywords:

estetika, rumah adat, teori a. A. M. Djelantik

Abstract

Rumah adat merupakan bangunan tradiosional yang memiliki ciri khas khusus dengan adatnya.  Indonesia mempuyai bentuk dan arsiktektur masing-masing daerah  sesuai dengan budaya adat local. Rumah adat pada umumnya  di hiasi ukiran-ukiran indah, pada zaman dulu rumah adat yang tampak paling indah, biasa dimiliki keluarga Kesultananatau ketua adat setempat menggunakan kayu-kayu pilihan dan pengerjaannya dilakukan secara tradisional melibatkan tenaga ahli  dibidangnya, banyak rumah-rumah adat saat ini masi berdiri kokoh dan sengaja dipertahankan dan dilestarikan sebagai  simbol budaya Indonesia. “Kajian estetika rumah adat merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat lokal,  Yang memberikan pemahaman tentang nilai-nilai estetika rumah adat, Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari aspek-aspek bentuk, tata ruang, dan  ornamen (A. A. M. Djelantik)”. Rumah Adat Malige di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, merupakan representasi budaya Buton yang kaya dan kompleks. Arsitekturnya yang unik, dengan empat lantai dan struktur panggung, mencerminkan kearifan lokal dalam pemanfaatan ruang dan material. Setiap elemen dalam rumah, mulai dari struktur hingga ornamen, memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan identitas masyarakat Buton. Rumah Adat Malige bukan hanya tempat tinggal fisik, tetapi juga simbol kebesaran budaya dan wadah bagi tradisi dan identitas komunitas. Fungsi-fungsinya yang beragam, mulai dari ruang penyimpanan, ruang keluarga, ruang ritual, hingga ruang penyimpanan pusaka, menunjukkan peran penting rumah ini dalam kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Buton. Penyajian Rumah Adat Malige menghadirkan atmosfer yang sejuk, nyaman, dan penuh makna. Tata ruangnya yang fungsional dan proporsional, serta arah dan matra yang harmonis, menciptakan sebuah kesatuan yang indah dan mencerminkan nilai-nilai budaya Buton. Pelestarian Rumah Adat Malige menjadi penting untuk menjaga warisan budaya yang berharga ini dan memastikan bahwa nilai-nilainya dapat terus dikenali, dipahami, dan dihargai oleh generasi masa depan. Upaya pelestarian ini tidak hanya tentang menjaga bangunan fisik, tetapi juga tentang menjaga cerita, nilai-nilai, dan tradisi yang terkandung di dalamnya.

Published

2024-08-24

How to Cite

M, U. M., Faisal, M., & Roslyn. (2024). KAJIAN ESTETIKA BENTUK RUMAH ADAT MALIGE KOTA BAU-BAU, BUTON SULAWESI TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN TEORI A. A. M. Djelantik. Macora, 1(1), 47–60. Retrieved from https://jurnal.fkip.unismuh.ac.id/index.php/macora/article/view/1553